Sabtu, 21 Januari 2012

sitty noerbaja (bag3)

BAGIAN IV.

SEORANG PEDAGANG PALSU SURUHAN PENDEKAR LIMA TELAH SIAP DI TEMPAT ITU. IA MONDAR-MANDIR MENUNGGU ANAK-ANAK SEKOLAH KELUAR.

SITTY MASUK, HERAN MELIHAT PEDAGANG ITU.

PEDAGANG PALSU
O. Mmh, nona pasti  Sitty Noerbaja.

SITTY
Betul. Tapi bapak ini siapa ? Biasanya kan pak Amat yang berjualan dengan gerobak ini.

PEDAGANG PALSU
Saya ini... anu, maksud saya, saya ini saudara dari isterinya si Amat yang biasanya berjualan di sini. Berhubungan si Amatnya ada urusan ke situ...., maksud saya ke....kampung isterinya itu, saya diminta untuk menggantikannya. Daripada tidak untung....Eh, maksud saya daripada merugi, lebih baik saya yang menjual-jual dagangannya hari  ini. Katanya dia ada......

SITTY
Ada apa, Pak ?

PEDAGANG PALSU
Ah, entahlah. Tidak tahu saya. Pokoknya anu. Penting !

SITTY
Maksud bapak urusan penting.

PEDAGANG PALSU
Nah, betul. Seperti yang Nona maksudkan tadi.
Yang penting bagi saya itu, si anu, maksud saya, teman Nona yang bernama Samsul itu .

SITTY
O, Samsul Bahri. Dia belum keluar. Sebentar lagi. Saya biasa menunggunya di sini.
Ada perlu apa bapak dengan Samsul ?

PEDAGANG PALSU
Begini. Saya ini di...., maksud saya ada sesuatu yang akan saya......

SITTY
Maksud bapak ada yang ingin bapak sampaikan pada Samsul ? Katakan saja pada saya, nanti saya sampaikan pada Samsul.

PEDAGANG PALSU
Ooo...tidak bisa, maksud saya tidak usah. Biar saya saja. Ini juga penting Nona.

SITTY
Memangnya siapa yang berpesan ?

PEDAGANG PALSU
Si itu..., si anu, maksud saya.......

SITTY
Pak Amat ?

PEDAGANG PALSU
Iya, ya, seharusnya saya bilang begitu. Hehehe........

SEMENTARA PEDAGANG PALSU ITU MENUNGGU SAMSUL, SITTY MENGAMBIL BEBERAPA BUAH ONDE-ONDE DARI GEROBAKNYA.

SITTY
Pak, Saya beli onde-ondenya. Ini uangnya.

PEDAGANG PALSU
Ha! Onde-onde ? Nona Sitty membeli onde-onde ini untuk siapa ?

SITTY
Ya buat saya.

PEDAGANG PALSU
Tapi ini tidak untuk........

SITTY
O, tidak untuk dijual, begitu ? Apa bapak tidak mau uang ?

PEDAGANG PALSU
Uang ! Mau saya. Ini saya lakukan karena uang.

SITTY
Nah, ini uangnya.

SITTY DUDUK MELEPAS LELAH . KEMUDIAN IA MEMAKAN SATU BUAH ONDE-ONDE.
 
PEDAGANG PALSU
( KESAMPING ) Aduh ! Celaka saya. Seharusnya Samsul, seperti yang disuruhkan pada saya. Nona memakannya ? ( PADA SITTY )


SITTY
Iya, kenapa ?

PEDAGANG PALSU
Ditelan ?

SITTY
( MENGANGGUK )

PEDAGANG PALSU
Enak ?

SITTY
Mmm, enak. Tapi gulanya terlalu manis dari yang biasa.
( MEMAKAN SEBUAH LAGI )

PEDAGANG PALSU
Yang itu ?

SITTY
Sama saja. Bapak ini kenapa
? Kalau bapak mau silahkan coba saja.                   ( MENYODORKAN ONDE-ONDE )

PEDAGANG PALSU
O. Tidak, tidak ! Saya tidak suka onde-onde. Onde-onde itu manis. Saya tidak boleh makan yang manis-manis. Kalau saya makan, saya akan batuk-batuk. Saya akan jadi pusing. ( SITTY MEMEGANG KEPALANYA SEPERTI KESAKITAN ) Nah, anak saya akan marah. Ia akan tambah pusing melihat saya. Ia akan kasak-kusuk mencarikan saya obat. Pernah saya pusing sekali gara-gara makan dodol yang juga sama manisnya dengan onde-onde. Saya jadi terbatuk-batuk, nafas saya sesak sekali    ( SITTY MEMEGANG DADANYA KARENA SESAK NAFAS ) Hampir-hampir saya tidak kuat lagi. Untung anak saya segera membawa saya ke Puskesmas. Kata anak saya, puskesmas itu kependekan dari; pusing, kepala sakit dan masuk angin. Susternya menyuntik saya disini ( MENUNJUK BAGIAN PAHANYA ) Sakit. Tapi, setelah itu saya bisa sembuh. Kalau tidak, saya bisa mati.( SITTY SUDAH TERDIAM BEGITU SAJA.TERKAPAR ) Saya ini belum ingin mati. Saya ingin hidup seribu tahun lagi. Nona takut mati ? ( MENOLEH KEPADA SITTY ) Nona ? Nona ! Bangun nona. Nona, bangun. Wah, celaka. Aduh, seharusnya Samsul. Kalau tidak, saya tak dapat uang. Aduh, nona ini ( MENDEKATKAN TANGAN PADA HIDUNG SITTY ) Haa ! Tidak ada anginnya. Puskesmas, puskesmas ! Tolong ! Tolong ! Ah, kalau orang-orang datang hancur saya. Aduh, bagaimana ini !?.

SAMSUL, BAKHTIAR DAN ARIFIN MASUK

SAMSUL
Sitty !?

BAKHTIAR
Sitty kenapa !?

ARIFIN
Ada apa dengan Sitty !?

SAMSUL
Hah ! Tidak usah bertanya lagi. Cepat angkat. Bawa ke rumah sakit.

MEREKA KELUAR MEMBOPONG TUBUH SITTY. DARI ARAH LAIN DATUK MARINGGIH DAN PENDEKAR LIMA MASUK.

DATUK 
Bagaimana ?

PEDAGANG PALSU
Wah. Aduh, celaka ! Sitty !

DATUK
Kenapa Sitty ?

PEDAGANG PALSU
Onde-onde, maksud saya Sitty makan onde-ondenya. Sudah saya larang, tapi ia terus saja. Mau apa lagi. Kalau saya katakan ada racunnya tidak mungkin. Sekarang Sitty diangkut ke...

PENDEKAR LIMA
Diangkut ke rumah sakit ? Cepat bapak lihat kondisinya ! Segera balik, kami tunggu di sini !

PEDAGANG PALSU KELUAR MELIHAT SITTY

DATUK
Haahhh ! Kenapa bisa jadi seperti ini ? Kacau ! Yang saya perintahkan bunuh Samsul Bahri. Kalau Sitty mati, percuma semuanya !

PENDEKAR LIMA
Ini kesalahan teknis, Datuk.

DATUK
Ini kesalahan kamu ! Menyuruh orang yang tidak bisa diandalkan ! Apa tidak ada yang lebih  punya akal !

PENDEKAR LIMA
Kalau orang berakal mungkin tidak mau melakukannya, Datuk.


DATUK
Sudah! Jangan mencari alasan lagi. Apa yang harus kita lakukan ? Kita dalam keadaan bahaya. Sebaiknya kita pergi dari sini.

PENDEKAR LIMA
Kita tunggu laporan dari orang tadi dulu Datuk.

DATUK
Untuk apa lagi ?

PENDEKAR LIMA
Mengetahui keadaan Sitty, ia mati atau tidak.

DATUK
Mati atau tidak, tidak perlu lagi saat ini. Kasus ini pasti diusut. Sekaranglah waktu yang tepat untuk menghindar. Ayo !

LANGKAH DATUK TERHENTI KARENA SAMSUL DATANG.

SAMSUL
O. Ternyata langkah saya tak kurang dan tak jua lebih. Hendak ke mana tuan-tuan ? Tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatannya, ya ! Begitu ? Sitty sekarang dalam keadan koma, Dokter telah mengetahui penyebabnya. Tidak ada alasan untuk tidak menuduh Datuk sebagai dalangnya.

DATUK
Jangan asal tuduh ! Kamu ingin mencemarkan nama baik saya, ya !?

PENDEKAR LIMA
Oi, anak muda. Apakah kau punya bukti otentik kalau bicara !?

SAMSUL
Bukti ? ( MENGODE DENGAN TEPUKAN TANGAN )

BAKHTIAR MASUK MEMBAWA PEDAGANG PALSU

SAMSUL
Siapa yang menyuruh bapak untuk meracuni Sitty ? ( KEPADA  PEDAGANG PALSU )

PEDAGANG PALSU
Itu, Situ. Maksud saya orang itu (
MENUNJUK PENDEKAR LIMA )

SAMSUL
Berapa bapak dibayarnya ?


PEDAGANG PALSU
Tadi saya dikasihnya uang segini ( HENDAK MENGELUARKAN SELURUH ISI SAKUNYA ). Janjinya saya akan dikasih uang banyak, satu juta katanya. Jadi saya mau. Perintah cuma menyerahkan onde-onde itu pada Samsul Bahri. Samsul Bahrinya tidak ada. Tapi Nona Sitty membeli onde-onde itu dan mengasih saya uang.

SAMSUL
Maksud bapak ?

PEDAGANG PALSU
Aduh, ini sudah tiga kali saya jelaskan pada kalian !

BAKHTIAR
Jadi tidak usah berkelit lagi dari kami, Datuk !

SAMSUL
Datuk hendak meracuni saya agar Sitty bisa jatuh ke tangan Datuk ? Terlalu sempit jalan pikiran datuk. Tidak semua orang bisa Datuk bodoh-bodohi. Zaman sudah bertukar, Datuk ! Nah, sekarang kau harus me......

ARIFIN MASUK DENGAN RAUT MUKA TEGANG BERCAMPUR TANGIS.

ARIFIN
Sitty sudah mendahului kita.

SEMUA
Sitty !?

SAMSUL
Gaek keparat ! ( HENDAK MENYERANG DATUK )

DATUK
Lari !

PENDEKAR LIMA
Kita hadapi saja, saatnya perhitungan terakhir, Datuk
!

BAKHTIAR
Oooooooiii ! Babi hutan masuk ke ladang !

BEBERAPA ORANG SISWA MASUK MEMBAWA BENDA-BEDA KERAS DI TANGAN. MEREKA LANGSUNG MENYERANG SEHINGGA TERJADI TAWURAN.
           
“Bagi saya.”
            “Ini. Hajar !”
            “Kubunuh kau, anak ingusan !”
            “Ayo, pak tua !”
            “Beraninya keroyokan !”
            “Sudah biasa, Datuk !”
            “Ekstrakurikuler !”

DALAM PERISTIWA TAWURAN ITU SAMSUL BAHRI TEWAS TERTUSUK BELATI OLEH DATUK, SEDANGKAN DATUK MARINGGIH TEWAS DIKEROYOK SISWA DENGAN BATU.

            “Samsul !?”

KAWAN SAMSUL MENGANGKAT TUBUH SAMSUL KELUAR. PENDEKAR LIMA DAN PEDAGANG PALSU MELARIKAN DIRI.


BAGIAN V.

DI SUDUT JALAN BEBERAPA HARI KEMUDIAN, SEORANG LAKI-LAKI BERPAKAIAN LUSUH DUDUK DI HALTE. IA TENGAH BERBICARA SEORANG DIRI.

AYAH
Sitty...kembalilah Sitty...dst.

SUARA-SUARA
Sitty di sini Ayah. Menjelma gunung. Orang-orang mendaki, seperti mendaki mimpi. Sitty melihat mimpi itu, Ayah. Bintang jatuh ke samudera jiwa, jiwa lepas dari tubuh....

AYAH
Kemarilah, sayang. Maafkan Ayah, kemarilah...peluk Ayah....dst.

SUARA-SUARA
Sitty di sini Ayah. Serupa jembatan, antara masa lalu, masa kini, dan masa datang. Jembatan waktu yang melingkar, metamorfosis. Orang-orang melintas, datang, singgah, pergi, dan menghilang.

AYAH
Jangan cengeng, Sitty ! Ayo, berdiri. Ayo! Bangun, nak. Lepaskan kemanjaan...dst.

SUARA-SUARA
Sitty jadi muara, Ayah. Tempat segalanya berakhir. Akhir dari kepedihan, akhir dari segala dendam. Akhir dari mimpi-mimpi yang dihanyutkan orang dari hulu, dari masa lalu. Telah jadi kisah, Ayah. Yang melahirkan seribu tafsir.... Meski kita tidak pernah tahu kapan episode ini berakhir....

LAMPU PERLAHAN MENYURUT. PADAM.

SELESAI


  
Bukandiya april-mei 2004


 
BIODATA PENULIS

Nama               Ilham Yusardi
TTL                 Padang, 28 April 1982
Alamat                        Jl. DR. M. Hatta RT 05 / RW 01 No. 29-30 Anduring Padang 25151
Alamat Surat       Himpunan Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Fak. Sastra Univ. Andalas Padang PO. BOX 235.

Status           Mahasiswa Sastra Indonesia FSUA angkatan 2001

Aktivitas                                Menulis puisi, cerpen, esai. Aktif di Teater LANGKAH FSUA, HMJ SASINDO, Teater GARAK. Pernah ikut berbagai pementasan teater. Diantaranya; “Suara-suara Patung” karya Mila K. Sari, “Primordial II” karya S. Metron M. Di beberapa kota di Sumatera Barat.  
No. Rekening  107.750093953.901 Atas nama HARIYANTO. Kantor BNI Capem. Andalas Limau Manih.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com