Sabtu, 21 Januari 2012

ayahku stroke tapi nggak mati (bag2)

D

RUANG MAKAN

SUASANA SARAPAN TERLIHAT MASIH, MASIH…. SEGAR. BRAM BARU BANGUN DARI TIDURNYA, EMA MEMASUKAN SEDOTAN KE MULUT AYAHNYA, MAMA MEMBAWA TAS SEPERTI HENDAK PERGI KE LUAR RUMAH.

BRAM (Sambil menggosok matanya dan mengambil minum di kulkas)
Hari minggu begini mama mau ke kantor?

MAMA
Gosok gigi, sarapan, lalu bersih-bersih rumah Bram. Bantu Ema.

(Mama masuk kamar)

BRAM
Nggak ah, Bram temani ayah duduk diteras saja. Rumah biar Ema yang bersihin.

EMA
Kebo, jangan cari enak. Aku juga mau temani ayah di teras. Kamu ngepel ruang tamu sampai dapur, setrika, kuras bak mandi kalau perlu kali Code kamu kuras sekalian. Malas amat jadi orang.

BRAM (mengacuhkan Ema. Tanya pada mamanya yang sedang di dalam kamar)
Mama mau kemana?

EMA
Mau ke tempat om Yudi. Pinjam duit buat control ayah.

(Bram mengambil makanan di meja, lalu menengadah dan memasukkan makanan itu dari ketinggian 30 cm di atas mulutnya. Plung…. Makanan masuk)

Ih…. Kebo. Jorok tahu. Tuh jatuh ke lantai. Pokoknya, kamu ngepel habis sarapan. Kebo, jorok. Bener-bener kayak kebo.

BRAM
Biarin, daripada kamu kayak Yati pesek.

EMA
Biarin. Yang penting gak ambil pacar orang.

BRAM
E…. sampai kesitu urusannya.

(Mau mengejar Ema. Tapi Mama masuk lagi membawa pispot ayah yang berisi kotoran)

EMA
Mah, Bram nakal! Ayah…. Bram tuh yah.

BRAM
Bram, buang pispot ayahmu, bersihkan lalu jemur.

BRAM TAK JADI MENGEJAR EMA, MENGHAMPIRI MAMANYA, MENGAMBIL PISPOT. SAMBIL BERJALAN KE ARAH KAMAR MANDI, DIA MENGGODA EMA DENGAN MENYORONGKAN PISPOT ITU.

BRAM
Hii….hiii…..

EMA (Menjerit-jerit jijik)
Ah…kebo…. Jorok…!!

MAMA
Bram!!!

BRAM MENERUSKAN BERJALAN KE ARAH KAMAR MANDI. MAMA MENGAMBIL TASNYA BERSIAP BERANGKAT.

MAMA
Ayahmu makan pudding jam setengah sebelas. Jam satu makan siang. Jangan lupa obatnya. Mama mungkin sampai sore.

EMA TIDAK MENJAWAB, MELANGKAH KELUAR. HANYA TINGGAL EMA DAN AYAH. EMA MENDORONG KURSI RODA AYAH KE DEPAN PANGGUNG. SAAT ITU BRAM MASUK LAGI, MEMBAWA UDING  LALU MULAI MELOMPAT-LOMPAT.

EMA
Usia bram dan usiaku hanya terpaut 1 tahun. Banyak yang mengira kami pacaran, bukan kakak beradik. Bram baru 18 tahun dan aku 17. Bram masuk kuliah tahun ini., aku masih kelas 3.

Kalau Bram belum dewasa maka bias dengan mudah aku juga bias bilang bahwa aku juga belum dewasa. Kalau Bram cukup matang, maka aku bias yakin bahwa aku juga cukup matang. Apalah arti pengaruh 13 bulan selisih usia kami cengan cara kami menghadapi ujian dan ulangan.

Umur 14 kami berdua biasa mencuci pakaian kami sendiri, jika mama lembur di kantor, aku memasak untuk Bram atau sebaliknya. Aku tahu siapa saja cewek yang pernah menjadi sasaran Bram. Kalau si cewek menerima kontrak pacaran dengan Bram, Bram pasti memasakkan kami sekeluarga sayur asam manis meski ayah dan mama tidak pernah tahu bahwa masakan itu menjadi semacam syukuran Bram karena punya pacar baru. Katanya padaku, sayur asam manis ini menjadi tanda kesiapannya menghadapi asam manis kisah percintaanya dengan cewek baru itu. Tradisi itu hanya menjadi rahasiaku dan Bram saja. Kata Bram, kami berdua berhak punya kotak rahasia sendiri, tidak  ada orang yang tahu bahkan mama dan ayah kami sekalipun.

(Ema menoleh pada Bram. Bram mengacungkan jempol, lalu bermain uding kembali)

Jika itu prinsip Bram, bukankah tidak mungkin ia juga punya kotak rahasia yang bahkan aku juga tidak tahu. Di kotak itu mungkin Bram menyimpan perasaan-perasaannya yang lain yang juga disembunyikannya dariku.
(Bram tampak melamun bersandar di dinding terlihat sedih, tapi tiba-tiba gembira dan melambaikan tangan dengan genit pada Ema lalu kembali bermain Uding. Setelah Ema tidak lagi melihatnya, Bram kembali terlihat sedih)

Hari ini minggu ketiga kelumpuhan ayah. Ayah berhenti bekerja dengan sumbangan dari kantor yang tak seberapa. Mama mulai mencari utangan. Uang tabungan mereka sudah habis untuk beli obat dan biaya dokter. Aku tidak pernah yakin apakah….Bram terpukul dengan apa yang telah terjadi pada keluarga kami.

EMA MENDORONG KURSI RODA AYAHNYA KELUAR. BRAM NAMPAK MENCOBA BERMAIN UDING KEMBALI, TAPI BERKALI-KALI SALAH. BRAM KESAL MEMBANTING UDING, LALU DIAM DAN MELOROT DI DINDING. BRAM MENANGIS.


BAGIAN 2

A

RUANG MAKAN. SORE HARI.

SELAMA EMA MONOLOG DI BAGIAN AKHIR INI, PANGGUNG TIDAK BERUBAH. HANYA DIBIARKAN NAMPAK LENGANG UNTUK SEMENTARA. LALU MASUK MAMA MENGENAKAN DASTER MEMBAWA AYAH MASUK. BERJALAN KE ARAH KOMPOR, SEPERTI INGIN MELAKUKAN SESUATU TAPI TIDAK JADI. DIA HAMPIR TIDAK TAHU MESKI MELAKUKAN APA DI DAPUR. TERDIAM, MENUNDUK SEBENTAR DAN MENGAMBIL NAPAS PANJANG.

BRAM MASUK, PULANG KULIAH. IA SEMPAT MEMERHATIKAN MAMANYA SEBENTAR. MEREKA SALING PANDANG.

MAMA
Jangan memandang mama seperti itu, Bram. Mama sudah berusaha.

BRAM
Lantas kenapa mama tidak bicarakan dulu dengan kami? Sama aku, sama ema.

MAMA
Mama tidak bias bicara banyak. Om Yudi minta jaminan. Mama harus berikan mobil itu. Mama tidak punya posisi yang baik. Uang 30 juta memang bukan uang yang sedikit.

BRAM
Tapi akhirnya mama malah bikin ayah kecewa. Apa karena sekarang ayah lumpuh terus mama baru berani menjual mobil kita? Ayah memang sudah lumpuh Ma

MAMA
Bram!

BRAM
Tapi bukan tidak berarti ayah tidak bias sembuh! Bukan berarti ayah tak lagi bias naik mobil kita, mengajak kita jalan-jalan seperti dulu.

MAMA
Bram!

JEDA SEBENTAR

BRAM
Kalau saja Ema tahu masalahnya, kalau saja mama membicarakan dulu dengan kami….

EMA (Tiba-tiba muncul)
Apa yang bias kita lakukan Bram?

(Bram menoleh)

Apa yang bias kita lakukan? Apa boleh buat. Apapun keputusan mama kita iyakan. Mama jauh lebih tahu apa yang harus dilakukan.

BRAM
Aku tahu mama berhak menjual mobil itu. Aku tahu mama menjual untuk pengobatan ayah. Aku tahu. Yang aku tidak tahu kenapa mama…kenapa mama tidak percaya padaku. Kenapa mama tidak percaya bahwa aku juga berkewajiban dan berhak untuk dapatkan uang bagi kesembuhan ayah.

EMA
Kita butuh waktu untuk melakukan itu Bram.

BRAM
Kamu, kamu yang butuh waktu untuk bias melakukan itu. Tapi tidak untukku. Aku bias melakukan apa yang selama ini ayah lakukan untuk kita. Melindungi keluarga ini, membiayai hidup dan kebutuhan apapun di rumah ini. Aku bias menggantikan  tugas ayah.

EMA
Dengan cara?

BRAM
Dengan cara bekerja.

EMA
Kerja apa?

BRAM
Aku bias berhenti kuliah. Jaga warnet, jadi guide atau apapun yang ada duitnya?

EMA
Bagaimana kau bisa lakukan itu kalau setiap hari waktumu hanya kau habiskan untuk kursus bahasa ini, bahasa itu, bikin penelitian ini, penelitian itu, diskusi apa ngerumpi, kayak mahasiswa genit aja. Atau apapun kerjaan yang tak pernah beres urusannya dengan rumah ini.

BRAM
Dulu kondisinya lain?

EMA
Ya lain. Kau sekarang kuliah di universitas swasta, bukan di negeri seperti kemauanmu.

BRAM
Tapi sekarang tak ada bedanya kuliah di negeri atau swasta.

EMA
Ada. Kau memilih kuliah di universitas swasta hanya karena kau tidak diterima di negeri bukan? Itu bukan pilihan Bram. Pilihanmu itu bukan pilihan, Bram, itu kegagalanmu. Dan sejak awal mama tidak ingin membebanimu untuk ikut membiayai urusan ayah. Karena mama tahu kamu tak lebih dari orang yang tidak bisa lolos ujian masuk universitas negeri.

MAMA
Ema….

EMA
Biar ma, biar dia tahu dan bias menghargai keputusan mama. Biar dia tahu bagaimana sulitnya membuat keputusan. Jadi anak sulung bukan untuk ngegantiin ayah. Mama masih punya wewenang mengatur kita di rumah ini.

SEMUA DIAM. MAMA MENGAMBIL NAPAS PANJANG, MEMELUK KEPALA EMA

MAMA
Apa yang terjadi di rumah kita, di keluarga kita bukan sesuatu yang kita harapkan. Tapi juga tidak bias kita hindari. Mama sudah usaha.

(Diam semua. Mama berjalan ke arah Bram, memeluk kepala Bram)

Masa sulit adalah masa sulit Bram, banyak orang tidak ingin melaluinya. Tapi inilah masa kita. Dan meski dengan cara apa…. Kita harus bias melewatinya….supaya kita bias tetap bangga dengan diri kita.

MAMA KELUAR. BRAM DAN EMA MASIH TERTINGGAL DI RUANG MAKAN. BRAM DAN EMA SALING PANDANG SEBENTAR LALU EMA BANGKIT HENDAK MENINGGALKAN TEMPATNYA, TAPI IA MENGUCAPKAN SESUATU PADA BRAM

EMA
Bram, kamu tahu. Semenjak ayah sakit aku selalu melakukan tawar menawar dengan Tuhan, agar ayah diberi kesembuhan. Mungkin mulai malam nanti aku harus menawar Tuhan lagi, apakah aku boleh berhenti menjadi adikmu.

BRAM KELUAR, EMA SENDIRIAN, LAMPU MEREDUP.
B

RUANG TV. MALAM HARI

BRAM MENONTON BOLA DI DEPAN TV, MAMA DATANG MENDORONG KURSI RODA AYAH. BRAM TIDAK BEREAKSI. SIARAN LANGSUNG BOLA SUDAH DIMULAI.

MAMA
Mengambil keputusan sulit di tengah situasi sulit benar-benar tidak mudah untuk Mama. Mama hanya ingin memastikan bahwa kau sadari situasi ini.

(diam sejenak)

Bram….?

BRAM
Ma, mama tahu kenapa aku suka bola. Mereka realistis, Ma, menyerang memang tujuan mereka, tapi hanya dilakukan jika mungkin, menghindar jika memang harus menghindar. Kekuatan dibagi sebelas orang, perlu kekompakan dan strategi.

MAMA
Mama minta maaf atas siang tadi…. Bram.

BRAM
Mereka tidak mungkin berhasil tanpa strategi, melewatkan begitu saja prosedur koordinasinya.

MAMA
Baru sekali ini mama mengambil keputusan tanpa melibatkan kami.

BRAM
Di Birmingham, MU pasti ada pemain baru, mereka tidak segesit Beckham mungkin, tapi itulah bagian dari proses mereka. Beckham atau Scholes atau siapapun pasti dulunya juga bukan siapa-siapa. Mereka tetap diberi jatah main dan kesempatan unjuk gigi di pertandingan yang tak bergengsi sekalipun.

MAMA
Bram, mama masih bersyukur punya kalian.

BRAM
Mama bersyukur punya pemain baru, mereka memberinya kesempatan.

MAMA
Mama pasti member kesempatan kalau mama sendiri punya kesempatan berpikir.

BRAM
Tapi mama bahkan tak memberi aku kesempatan untuk mencari kesempatan itu.

BRAM MENENDANG BOLA YANG DIGANTUNG MENJADI TV. BOLA MELESET

EMA
Bukan itu masalahnya Bram, tapi seperti kita, mama berhak punya kotak rahasia sendiri.

MAMA
Kotak rahasia?

EMA
Tempat mama menyimpan perhitungan-perhitungan rahasia, yang orang lain tidak boleh tahu, bahkan orang terdekat sekalipun.

MAMA
Tapi kalian tahu mama tak mungkin melakukan itu, mama tak mungkin punya kotak rahasia itu.

BRAM
Dan mama tahu kami juga tak mungkin punya kotak rahasia itu.

EMA
Kami punya ma, aku dan Bram punya rahasia yang mama tidak boleh tahu.

BRAM
Itu bukan kotak rahasia, itu permainan kotak rahasia. Tak ada yang benar-benar serius.

EMA
Lalu kenapa tak pernah kamu bongkar?

BRAM
Karena justru memang tidak akan terjadi apa-apa dengan permainan itu kalau terbuka kotak rahasianya.

MAMA
Stop!

EMA
Mama ingat kesukaan Bram memasak sayur asem, itu kebiasaan kalau dapat pacar baru. Bram bilang kebiasaan itu hanya jadi rahasia kami, mama dan ayah tidak boleh tahu.

MAMA
Cewek baru? Sebelum ayahmu sakit, Bram memasak sayur asem itu dua kali dalam seminggu. Berarti….

EMA
Bram mengejar satu cewek teman kuliahnya, tapi dicomblangi sama temannya sendiri. Tahu-tahu Bram jadian sama comblangnya itu, Bram bilang nggak stapi dia terima juga. Selang tiga hari, cewek yang pertana bilang mau pacaran sama Bram, jadilah Bram punya dua cewek dalam satu minggu, itu sebabnya Bram masak sayur asem manis dua kali seminggu.

(bram hanya diam)

Bram kesulitan bagi waktu untuk dua cewek itu, apalagi setelah ayah sakit. Itu sebabnya dia uring-uringan.

BRAM
Omong apa kamu em?

EMA
Katamu tak akan terjadi apa-apa kalau rahasia itu terbuka? Lalu aku harus bilang apa sama mama. Bilang bahwa kamu bias kuat mengalami semua yang terjadi di rumah ini. Di rumah kita memang sudah tidak ada lagi kegembiraan, tapi bukan berarti kau bias buat onar di sini.

BRAM
Justru kamu yang buat onar, kau buka kotak rahasia itu tanpa perhitungan, itu bukan lagi permainan.

BRAM KELUAR

MAMA
Bram….

EMA
Biarkan saja ma.

MAMA
Mama ingat, Bram pernah bercerita pada mama tentang rahasia kalian itu.

EMA
Dan itu berarti Bram merahasiakan sesuatu padaku.

(Mulai menyadari bahwa Bram mulai melanggar komitmen mereka)

Bram…bram kenapa mama tidak pernah menceritakan padaku bahwa Bram….

(Diam sejenak)

Aku dulu tak percaya….

MAMA
Percaya apa?

EMA
Bahwa anak lelaki lebih dekat dengan ibunya.

MAMA
Omong apa kamu?

EMA
Pantas mama lebih banyak tahu tentang Bram daripada aku.

MAMA
Ya karena Mama ibunya Bram.

EMA
Dan Bram anak lelaki mama, anak sulung, anak lelaki satu-satunya. Aku dulu tidak percaya ma.

MAMA
Tapi Bram menceritakan itu pada mama dan ayahmu.

EMA TERDIAM, MELIHAT MAMA DAN AYAHNYA YANG HANYA DUDUK DI KURSI RODA BERGANTIAN.

EMA
Aku tak percaya, Ma, mama melakukan itu padaku.

MAMA
Mama juga tidak percaya kau akhirnya termakan omongan orang soal kedekatan ibu dan anak lelakinya.

EMA
Buktinya Mama masih juga meminta maaf pada Bram untuk kesalahan yang mama sendiri tidak pernah merasa melakukannya.

(Semua diam, mama menangis lalu keluar. Ema mendekati ayahnya.)

Ayah….mama berengsek. Bram berengsek.





















0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com