Sabtu, 21 Januari 2012

sitty noerbaja (bag1)

Lakon Remaja

SITTY NOERBAJA
(EPISODE LEPAS DARI BUMI)



OLEH

ILHAM YUSARDI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 





Dramatic Personae

Seorang perempuan muda, berperan  sebagai SITTY NOERBAJA
Seorang laki-laki muda, berperan sebagai SAMSUL BAHRI
Seorang laki-laki muda, berperan sebagai BAKHTIAR
Seorang laki-laki muda, berperan sebagai ARIFIN
Seorang laki-laki paruh baya, berperan sebagai AYAH
Seorang laki-laki tua, berperan sebagai DATUK MARINGGIH
Seorang laki-laki, berperan sebagai PENDEKAR LIMA
Seorang laki-laki, berperan sebagai PEDAGANG
Seorang laki-laki, berperan sebagai PEDAGANG PALSU ( SURUHAN DATUK )
Beberapa orang SISWA.






































BAGIAN I.

PENTAS MENGGAMBARKAN SESUDUT JALAN ATAU HALTE TEMPAT ANAK-ANAK SEKOLAH MENUNGGU JEMPUTAN ATAU ANGKUTAN UMUM. DI SITU MANGKAL SEORANG PEDAGANG GEROBAK YANG MENJUAL MAKANAN DAN MINUMAN RINGAN. DI SEBELAH KIRI TERDAPAT SEBUAH RAMBU-RAMBU YANG MENUNJUKAN TEMPAT PERHENTIAN BUS. 

SITTY,  SAMSULBAHRI, BAKHTIAR DAN ARIFIN MASUK. MEREKA BERCENGKRAMA SEPERTI ADAYANG DIPERDEBATKAN.

BAKHTIAR
Yang namanya hidup di dunia tentu harus dengan akal, pandai-pandai. Kalau hidup di akhirat baru mesti dengan iman.

SITTY
Tapi, melihat jimat saat ujian tadi kamu bilang pandai, Bakhtiar ? Bukankah itu cara yang licik.

ARIFIN
Kalau saya berpendapat lain. Yang dilakukan Bakhtiar diwaktu ujian tadi namanya ‘licik pandai’, bukan cerdik pandai.

BAKHTIAR
Aah, hei. Untuk hasil maksimal dibutuhkan usaha yang maksimal. Betulkan Samsul ?

SAMSUL
Kata-kata itu benar. Kamunya yang tidak benar. Usaha maksimal bukannya menghalalkan segala cara. Ingat, alam terkembang jadikan guru. Bisa-bisa berubah pepatah itu, jimat terkembang otak membeku.

SEMUA TERTAWA MENDENGARNYA

PEDAGANG
Oi ! onde-onde, onde-onde mande. Tertawa sambil makan onde-onde pasti lebih asyik.
( SITTY MEMERIKSA SAKUNYA )

SITTY
Ujian tadi baru tahap percobaan. Apakah kamu bisa melihat jimat saat ujian akhir yang sebenarnya, Bakhtiar ?

ARIFIN
Kalau saya berpendapat lain. Resiko untuk melakukan kecurangan di ujian akhir sangat besar. Melihat kiri-kanan saja mungkin dicurigai. Bertanya tetangga ?, sesekali jangan. Nah, apalagi lihat jimat, kertas kecil apapun jenisnya pasti akan gagal.

SAMSUL
Barangkali Bakhtiar siap dengan resiko, didiskualifikasi.

ARIFIN
Nah..., dari pada kepala pusing. Menurut pendapat saya. Lebih baik begini. Pertanyaan yang tidak terjawab oleh kita, gunakan pilihan bantuan. Pertama, ask the audience, kode tetangga-tetangga sebelah. Kalau dicurigai, urungkan niat. Kedua, phone a friends, siapkan kertas kecil untuk sms-sms-an,” bantu saya nomor sekian”. Lemparkan pada kawan yang mungkin tahu jawabannya. Tidak bisa juga ! Baru gunakan fifty-fifty.

BAKHTIAR
Fifty-fifty bagaimana ?

ARIFIN
Tentukan dua pilihan jawaban yang menurut kamu paling berkemungkinan benar. Dari dua jawaban tersebut, pilih satu saja dengan cara menimbang ( MENIRUKAN DENGAN TANGAN ). “Ma rancak iko pado iko, rancak iko”
Nah, dapatlah satu jawabannya. Untung-untung betul. Gampangkan.... ?

SAMSUL
Alaahh...., sama juga bohong Arifin.

SITTY
Tidak ada gunanya. Seperti kata petuah
            Jalar-menjalar akar benalu
            Kuat melingkar di batang mangga
            Kita belajar menuntut ilmu
            Tabiat buruk tak akan berharga

ARIFIN
Tapi bukankah fifty-fifty itu sah saja. Lain halnya dengan cara Bakhtiar yang menurut pendapat saya....

BAKHTIAR
Sudah, sudah. Waktu seminggu itu masih panjang. Cukup untuk bersantai menenangkan pikiran. Pergi piknik, tenangkan jiwa.

SAMSUL
Seminggu kamu bilang masih panjang ? Mana jari tanganmu ? Hitung mundur mulai detik ini. Saatnya siaga satu, kawan.

BAKHTIAR
Jangan tegang, rileks saja. Kita tentu punya cara masing-masing sebelum bertempur. Kalau saya, butuh refreshing dulu sebelum menuju gelanggang. Kalau mau belajar kejar tayang menghafal buku-buku, silahkan coba. Bisa-bisa meledak itu kepala.

ARIFIN
Dasar pemalas !

BAKHTIAR
Terserah saja, sekarang lebih baik pulang. Dengar,
            Batang purut di tepi pagar
            Ditanam putri anak bangsawan
            Kerontang perut karena lapar
            Segera pulang mencari makan.
Ayo, Arifin. Kamu pulang bersama saya atau tidak ? Biarlah mereka berdua menggagas masa depan. Apakah kamu mau jadi pamong terus, jadi obat nyamuk bakarnya ? ( ARIFIN MENGIKUTI BAKHTIAR ) Samsul, Sitty, kami duluan. O, ya. Bayar onde-onde kami ini. Buat tutup mulut kami. Daaah.., selamat berindehoi !

BAKHTIAR DAN ARIFIN KELUAR SETELAH MENGAMBIL BEBERAPA ONDE-ONDE

SAMSUL
Cerdik juga dia !
Kamu lapar, Sitty ?

SITTY
(MENGGELENG)

SAMSUL
Benar tidak lapar ?

SITTY
( MENGGELENG )

SAMSUL
Bagaimana kalau kita beli onde-onde. Sekedar pengganjal perut.

SITTY 
Mau, mau ! Boleh juga.

SAMSUL MENUJU PEDAGANG

SAMSUL
Onde-ondenya, pak.

PEDAGANG
Nah, begitu. Perhatikan juga nasib orang kecil seperti saya. Masa seharian saya berjualan di sini tidak ada yang beli ? Makanya dari tadi saya tawarkan onde-onde ini. Saya tahu kalau putrimu itu sangat suka onde-onde. Dia kan langganan saya.

SAMSUL
Berapa, pak ?

PEDAGANG
Belum seberapa, sepuluh onde-onde baru lima ribu saja. Kali ini saya kasih bonus dua buah. Buat nona Sitty.

SAMSUL
 O. Ya. Terima kasih. Bapak baik sekali. Eh, benar tidak, pak ? Kata orang, hari esok harus lebih baik dari hari ini.

PEDAGANG
Ya, harus !

SAMSUL
Kalau begitu besok bapak harus lebih baik. Besok, kalau saya beli onde-onde bonusnya harus lebih dari dua. Hehehe ......

PEDAGANG
Pintar juga otakmu.

SAMSUL KEMBALI KE TEMPAT SITTY

SAMSUL
Sitty, ini onde-ondenya. Makanlah. Bapak itu memberi bonus buat kamu.

SITTY
O, ya. Kalau saya tadi yang beli pasti bonusnya lebih dari dua.

SITTY DAN SAMSUL DUDUK MENIKMATI ONDE-ONDE

SAMSUL
Sitty, selepas lulus sekolah nanti, ayahku menyuruhku untuk meneruskan ke perguruan tinggi. Aku sendiri setuju dengan itu. Kalau kamu bagaimana ?

SITTY
Baguslah. Siapa yang tidak bangga bisa lanjut ke jenjang yang lebih tinggi . Ayahmu tentu telah menyiapkan semua demi kamu. Aku sendiri belum tentu, Sam. Belakangan ini ayahku sakit-sakitan. Aku tidak mungkin memaksakan keinginanku dalam kondisi seperti ini. O... rencananya kamu mau melanjutkan kemana, Sam ?

SAMSUL
Ayahku menyarankan untuk kuliah di luar negeri.

SITTY
Luar negeri ?!

SAMSUL
Iya, Sitty. Tidak di sini.

SITTY
Kenapa mesti ke luar negeri, Sam ?

SAMSUL
Kata ayahku, sangat baik untukku nantinya. Dengan kuliah di luar negeri kita bisa mendapatkan ilmu dengan maksimal.

SITTY
Di sini juga bisa, bukan ? Banyak perguruan tinggi yang tidak kalah kualitasnya. Dan lagi, kuliah di luar itu butuh biaya besar, Sam. Apakah ayahmu sudah memikirkannya matang-matang ?

SAMSUL
Ah, entahlah. Selain itu sebenarnya aku belum siap untuk merantau terlalu jauh. Jauh dari kampung halaman, jauh dari keluarga, dan tentu akan menjauhkan aku dari kamu Sitty.

SITTY
Jauh tidak lagi persoalan, Sam. Selagi masih di bumi ini. Apalagi zaman sekarang ini. Jarak dan waktu bisa direkayasa dengan teknologi.

SAMSUL
Aku tidak ingin jauh dari kamu Sitty.
            Anak baginda berburu rusa
            Rusa mati tertembak panah
            Jika kasih jauh dimata
            Rasa mati badan sebelah.

SITTY
            Burung puyuh masuk ke rimba
            Di dahan jati singgah merapat
            Meskipun jauh dipelupuk mata
            Di dalam hati tetapkan dekat.

SAMSUL
            Ombak berdentum di hujan lebat
            Sampan melaju ke pulau seberang
            Hendak kemana carikan obat
            Badan bertemu makanya senang.

            Kalau lama tidak ke ladang
            Tinggilah rumput dari padi
            Kalau lama tak bisa kupandang
            Rasa rindu menjadi-jadi.
SITTY
            Risau kicaunya si anak balam
            Ditinggal induknya di pohon jambu
            Walau tak bisa berjawat tangan
            Di dalam mimpi kita bertemu.

            Utara selatan jadi penjuru
            Timur dan barat jadi pedoman
            Jika tuan dilanda rindu
            Dikerat rambut jadikan kenangan.

SAMSUL
            Tetak lontar alaskan padi
            Peti dibawa dari Palembang
            Bertemu sebentar bagaikan mimpi
            Itu membawa hatiku bimbang

Bendi dipapah jalan berliku
            Mengangkut sirih ke tengah pekan
            Kaki dilangkah terasa kaku
            Takut kasih berpindah tangan.

SITTY
            Anak Kediri berdagang kain
Kain disimpan dalam peti
            Niat diri tidak pada yang lain
            Tuan terikat di dalam hati.

            Anak dara bersunting kembang
            Rupanya elok serta jelita
            Banyak dara di negeri orang
            Tidakkah tuan bersimpang mata.

SAMSUL
            Manis-manis bukannya tebu
            Manisnya manis si gula jawa
            Manis tidak sekedar dari rupamu
            Manis kupandang budi bahasa.

            Surabaya kota pahlawan
            Dikenang seluruh anak negeri
            Sitty Noerbaja yang menawan
            Tak akan kudapati di luar negeri.


SITTY
            Merah warnanya si bunga mawar
            Putih suci bunga melati
            Janji bukan untuk ditawar
            Kasih hanya dilerai mati

SAMSUL
Tanam melati di depan rumah
            Ubur-ubur berdamping dua
            Jikalau mati kita bersama
            Satu kubur kita berdua.

SITTY
            Ubur-ubur berdamping dua
            Tanam melati bersusun tangkai
            Kalau mati kita berdua
            Jikalau boleh bersusun bangkai.

SAMSUL
            Tanam melatai bersusun tangkai
            Tanam padi satu persatu
            Jikalau boleh bersusun tangkai
            Daging melebur jadi satu.

TANPA DISADARI, PEDAGANG MEMPERHATIKAN PERCINTAAN SAMSUL DENGAN SITTY.

PEDAGANG
“Allahuakbar Allahuakbar..............!!” ( KEARAH SITTY DAN SAMSUL )

SAMSUL
Hah ! O . Ayo kita pulang, Sitty. Sudah terlalu senja. Nanti orang di rumah marah-marah. Merantaunya masih lama. Lulus saja juga belum tentu.

SAMSUL DAN SITTY KELUAR

PEDAGANG
            Ikat berikat tali kuda
            Pasang pelana kuda yang putih
            Hati terikat samanya muda
            Lupa waktu sebab berkasih

            Minta daun diberi daun
            Dalam daun buah bidara
            Minta pantun diberi pantun
            Dalam pantun ada cerita

PEDAGANG ITU PUN KEMUDIAN MENUTUP DAGANGANNYA. KELUAR SERAYA MEMBAWA RAMBU-RAMBU YANG TERNYATA BISA DICABUT DENGAN MUDAH.

                                                           








BAGIAN II.

DI RUANGAN SEBUAH RUMAH SEORANG LAKI- LAKI  SEPARUH BAYA DUDUK. LAKI-LAKI ITU TERBATUK-BATUK SERAYA MENGUSAP-USAP DADANYA MENAHAN SAKIT. ANAK PEREMPUANNYA DUDUK DI SEBELAH LAKI-LAKI ITU, SESEKALI MEMIJIT-MIJIT BAHUNYA.

SITTY
Istirahatlah lagi ayah, sudah terlalu larut.

AYAH
Tidak mudah tidur bagi ayah sekarang ini, Sitty.
Dipejam mata tak terpejam
Direbah tubuh tak jua senang perasaan.

SITTY
Apalagi yang ayah pikirkan ? Bukankah ayah pernah bilang pada Sitty,
Tidaklah beban jadi rasian
Habis daging dihisapnya.

AYAH
Sitty, anakku. Kamu ini seperti orang dulu bilang,
Kecil tak lagi untuk disuruh-suruh.
Besar belumlah dapat ditumpangi.

SITTY
Ah, ayah. Kecil Sitty anak ayah, besar juga tetap anak ayah. Kalau boleh Sitty tahu, apa yang ayah pikirkan ?

AYAH
Dipintal benang dengan gulungan
Biar berpisah pangkal dengan ujungnya
Tak kusut pula dalam genggaman.
Tapi, kali ini kamu terpegang ujung benang, Sitty.
Ayah memintal dari pangkalnya.

SITTY
Kalaulah ujung di tangan Sitty, tentulah Sitty takkan berlepas tangan.
Ceritakanlah ayah. Dengan senang Sitty dengarkan.

AYAH
( MENARIK NAFAS )
Berniaga ke tanah Jawa dagang emas dengan budi bahasa.
Tapi, bagaimanapun, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.
Nasib tertoreh di telapak tangan.
Niat hendak menyekolahkanmu tinggi-tinggi, biar bertambah isi kepala.
Cita-cita membumbung langit, Tuhan dari atas jua yang menentukan.
Jerih peluh usaha niaga kita kali ini telah habis surut, Sitty. Ayah tak dapat lagi berbuat apa-apa. Sekarang, kamu juga tahu, harta ayah hanya tinggal badan sepembawaan ini. Hutang-hutang tumbuh melilit pinggang. Mencekik kerongkongan.

Sandal Jepit













Lakon Remaja
SANDAL JEPIT
Karya  Herlina Syarifudin













Nominator
Lomba Penulisan Naskah Remaja
Jawa Timur 2006





Para pelakon
  1. JOKO
  2. PEGGY
  3. LALA
  4. ‘MASKOT’  (tak berwujud, hanya suara saja)
  5. EMAK JOKO
  6. PARA PENARI/PROPERTY MAN/HEWAN PELIHARAAN










































PEMBUKA

(TAMPAK PARA PENARI DENGAN HAND PROP SENDAL JEPIT DI TANGAN DAN KAKI BERGERAK, MEMBENTUK KOREOGRAFI GERAK YANG HARMONIS, DIIRINGI ALUNAN MUSIK GAMELAN - ATAU ALAT MUSIK TRADISIONAL LAIN MENYESUAIKAN DAERAH MASING-MASING, DIPADU ALAT MUSIK MODERN; PIANO, GITAR DAN  DRUM. PADA MENIT TERTENTU PARA PENARI BERGULINGAN LALU MEMBENTUK FORMASI PROPERTY PANGGUNG; ADA YANG MENJADI MEJA, KURSI, RAK SENDAL/SEPATU, DAN GANTUNGAN BAJU – FREEZE, LAMPU BLACK OUT; PROP RAK SEPATU DIISI DENGAN SEPATU DAN SENDAL, MEJA DITARUH PESAWAT TELPON – LAMPU FADE IN)


ADEGAN 1

(PAGI, RUANG TENGAH RUMAH JOKO )
(DARI BALIK WING TIBA-TIBA BEBERAPA SENDAL DAN SEPATU DILEMPAR TAK BERATURAN KE DALAM PANGGUNG, DIIRINGI FADE IN OMELAN JOKO)

JOKO            
Ugh, ditaruh dimana sih sepatuku. (Joko Menuju Rak Sepatu) Walah, kenapa cuma satu. (Hp Joko Berbunyi) Aduh, nenek trembel pasti mau berkicau lagi nih. Males ah. (Hp Dibiarkan Terus Berbunyi, Selang Beberapa Detik Kemudian, Telpon Rumah Berdering) Ugh, gigih juga dia. Tak ada akar, rotanpun jadi. Bodo ah. (Teriak) Maakkk ! Joko berangkat dulu. (Joko Mengambil Sendal Jepit Seadanya, Lantas Pergi)

EMAK          
Hati-hati, Nak. Itu angkat dulu sebentar telponnya. Emak lagi menggoreng tempe, nanti gosong. (Tidak Ada Sahutan, Telpon Rumah Tetap Berdering.)

’MASKOT’   
Aduh, ini apaan sih. Pagi-pagi sudah berisik. Diam kamu telpon! Kalau tidak, aku banting nanti.

(Telpon Lalu Berhenti Berdering)

’MASKOT’   
Nah, gitu. Kan tenang.

(Lampu Berubah, Diiringi Property Man Bergulingan Berubah Menjadi Pohon Dan Kursi Taman, Lampu General Suasana Taman Pagi Hari)

ADEGAN 2

(PAGI, TAMAN KAMPUS)

PEGGY        
Kemana sih anak kampung ini? HP tak diangkat, telpon rumahpun tak disentuh. Apa kalo pagi, rumahnya jadi rumah hantu? Masa tak satupun ada yang ngangkat telpon? Benar-benar keluarga super ajaib. Tapi, jelek-jelek, sulit bagiku untuk meninggalkannya. Hatiku sudah pantang berpaling darinya. - FREEZE

’MASKOT’     
Dasar lagunya Tiffany laku terus sepanjang masa, Love is Blind. Resikonya kamu memang harus sabar.

LALA
Peggy, Peggy. Joko kan bukan anak kemarin sore yang setiap detik harus dimonitor detak jantungya.  Tidak bakalan dia mendua. Aku kenal betul wataknya sejak duduk di bangku SD. Bagiku, dia adalah sobat karib sepanjang masa. Sampai sekarang, aku belum pernah menemukan orang setulus dia. Apalagi di kampus kita ini, biyuh... Pokoknya kalau masalah setia mati, Joko is the best deh. Sayangnya, aku bukan tipe yang mudah jatuh cinta pada sobat sendiri.  Sorry ya, prinsip hidupku tak seperti cerita-cerita konyol di sinetron.

PEGGY        
Ceilee, segitu idealisnya. Hati-hati tuh omongan bisa jadi bumerang.

LALA
Eh, jangan sembarangan kamu bicara ya. Ini pernyataan jujur. Ngapain juga mamaku susah payah melahirkanku kalau ternyata hanya jadi seorang pengkhianat atau bahkan pecundang. Kalaupun ternyata di muka bumi ini tak terhitung para pengkhianat dan pecundang yang bertebaran, itu hanya karena faktor x yang datangnya bukan dari genetik. Dasar manusianya saja yang tidak bisa mengontrol hawa setan. 

PEGGY (Tertawa)
Busyet. Kamu ternyata berbakat jadi keponakannya da’i kondang Arifin bahkan Aa’ Gym.

LALA
Aku serius ini. Maaf maaf saja, aku juga bukan tipe plagiat. Aku tahu, gaya hidup negara kita tanpa disadari memang plagiat total dari seberang. Padahal kalau kita tidak malas, nusantara ini dengan mottonya gemah ripah loh jinawi bukan sembarang bualan motto. Itu kenyataan. Aku bisa omong begini, karena salah satu temanku yang saat ini lagi observasi di beberapa pelosok pedalaman buat studi akhirnya, selalu memberi informasi perkembangan yang dia dapat selama ini. Betapa bangganya cowok-cewek gaul masa kini, ketika mereka mengenakan busana import. Betapa percaya dirinya mereka ketika bisa menggaet pasangan imigran. Padahal andai mau membuka mata hati lebar-lebar, tak kurang gadis dan perjaka pedalaman yang aura cantik dan tampannya menyiratkan keunikan zamrud khatulistiwa yang luar biasa fantastik. Tidak usah jauh-jauh, coba kau jalan-jalan ke pesisir Banten lalu kau cari desa yang namanya Menes. Disana terkenal dengan paras cantik  para gadisnya.

PEGGY        
Oh ya? Masa? Aku jadi penasaran.

LALA
Nah, ini, ini, salah satu bentuk pengkhianatan terselubung. Ternyata kita semua patut dikasihani.

PEGGY        
Pengkhianat bagaimana? Apa maksudnya? Eh, bukan berarti itu bisa jadi alasan yang kuat. Butuh proses. Tidak semua orang sepertimu. Sok idealis. Realistis sajalah.

LALA
Eh  Mbakyu, yang aku utarakan tadi itu sudah sangat realistis. Di depan kita dan akan banyak lagi di sekitar kita. Itu juga kalau kita mau peduli. Kalau tidak, mungkin hanya akan sebatas angin semilir saja yang kita nikmati dengan syahwat tanpa sempat kita syukuri dengan hati.

PEGGY        
Eits, jangan salah. Maka itu aku pilih Joko. Karena aku bukan jatuh hati pada sosoknya yang terlihat, namun lebih kepada sosok tersiratnya yang bagiku nusantara sekali. Seumur-umur aku pacaran, baru kali ini aku mendapatkan seorang pangeran yang begitu percaya diri dengan kesederhanaannya. Kejujuran itulah yang membuatku terpikat sejak pandangan pertama.  Dan yang membuatku salut, dia tak pernah malu menemaniku jalan dengan sendal jepit kesayangannya. Oh, Joky, (Panggilan Mesra Peggy Kepada Joko) I’ll never stop loving you.

LALA
Picisan! Sok mendramatisir.
(Joko Muncul – Semua Pemain Freeze)

’MASKOT’   
Wow, pangeran sejati yang telah ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Pasti jantung Peggy berdegup kencang menahan rasa. Maklum, namanya juga pasangan segar. Pastilah masih banyak madu dibanding racunnya. Ih.... pengen.

PEGGY        
Tuh, tidak salah kan aku. Apa aku bilang? Aku rela dimadu dengan sendal jepitnya. Kalau bisa aku akan berusaha akrab dengannya. Besok aku akan ke kampus dengan memakai sendal jepit pula.
(Joko Berusaha Ikut Nimbrung, Tapi Lala Menyela)

LALA
Plagiat lagi, plagiat lagi. Cerminan sifat warga negara yang baik dan patuh.

JOKO
Dua burung pipit sedang adu senandung. Yang satu bernuansa keroncong, sementara yang lain dengan top forty-nya. Sungguh sebuah paduan yang harmonis dan akur. (Tepuk Tangan Menyindir)

PEGGY        
Bagaimana sih sayangku ini, dibela koq malah tidak mendukung. Malah sok berlindung sebagai oposisi. Aku jadi menyesal membelamu.

LALA
Nah, itu tadi salah lain dari negara ini. Berusaha mengeruk massa dengan bujukan yang murahan. Begitu obralnya harga kita. Kapan tanah kelahiran kita ini berada pada posisi penawaran harga yang cukup bernilai sehingga tidak begitu saja cepat laris manis namun tidak mampu lagi menyediakan stock karena tutup buku.

JOKO
Cintaku, negeriku, tumpah darahku, bukannya aku tidak mau membelamu sayang .... Be our self itu penting. Kau tidak perlu beradaptasi denganku dari sisi penampilan atau gaya hidup. Keanekaragaman dari hubungan kita, itu yang aku nikmati hingga saat ini. Toh, aku tidak pernah mengeluh dengan keborjuisan kamu. Kau memilih aku yang hina dina ini saja, aku sudah cukup bahagia dan bersyukur. Tapi aku mohon, kamu jangan berusaha membuatku terpengaruh atau bahkan merubahku untuk mengikuti jalurmu itu. Pribadiku akan tetap menjadi Joko seperti yang kau lihat sekarang ini baik sebelum atau sesudah mengenalmu. Namun aku tidak akan memintamu untuk berprinsip sama denganku. Kau cerdas, tentu tahu apa yang harus kau perbuat dalam hidupmu. Ajaran bibit, bobot, bebet itulah pondasi prinsipku hingga kini. Jangan hanya karena masalah hati, kemudian merubah 180% dari apa yang ada pada dirimu saat ini dan kemarin atau bahkan esok.

PEGGY (Tersenyum Malu)
Maafkan aku sayang. Bukan maksud hati ingin berseimbang diri denganmu. Namun, itulah caraku untuk sedikit demi sedikit mengurangi ke-eksklusifan yang sebenarnya cukup menyiksaku. Jangan kau kira aku bangga dengan status keluargaku saat ini. Mamaku....
(Belum Selesai Peggy Bicara, Lala Menyela)

LALA
Maaf interupsi! Sepertinya topiknya sudah mulai sempit lingkup dan quorum berlebih. Sangat sopan bagiku untuk mengundurkan diri. Tak baik bertamu terlalu lama, sementara tuan rumah masih banyak keperluan yang lain. Aku ke sekret BEM dulu ya, siapa tahu teman-teman sudah pada nongol. Silahkan lanjutkan provokasinya. Satu pesanku, kalau bisa jangan ada yang kalah atau menang. Paling tidak posisi draw itu jauh lebih baik, ok.  

PEGGY        
Maaf, La. Tak seharusnya kita jadi tuan rumah yang semena-mena begitu saja mengusir tamunya. Maaf, kalau tiba-tiba kemudinya berbelok arah ke jalan makadam. Aku tahu dirimu paling suka lewat jalan tol. Nanti aku menyusul. Oh, ya hampir lupa. Tolong sampaikan pada Bo’im, surat perijinan ke rektorat sudah kusiapkan. File-nya aku simpan di laci bawah meja komputer.

LALA
Siippp. Beres bos. Titah paduka akan segera hamba laksanakan. Jok, jaga Peggy ya. Jangan sampai dia lupa jalan pulang.

JOKO
Ok juga boss. Hamba siap menjadi abdi sejati bagi tuan putri tercinta.
(Lala Pergi Dengan Senyum)

PEGGY        
Koq abdi? Selama ini berarti kau hanya menempatkan dirimu pada posisi bodyguard yang dengan setia mengawalku kemana-mana demi keamanan? Begitu? Segitu rendahnya kau menghargai posisimu dihatiku. Berarti selama ini aku terlalu buta untuk menelusuri bahkan menerjang kabut yang menutupi hatimu. Hingga sekarang aku sadar ternyata kau membatasi ruangmu untuk kumasuki.

JOKO
Mohon, cinta. Jangan kau salah mengerti. Dalam perjalanan, kita tidak hanya melalui dataran. Saat pertama aku membuka pintu hatimu, aku merasa jalan yang harus kulalui adalah bukit. Saat ini aku masih merasa berputar-putar di lerengnya. Entah mengapa, setiap kali aku mencoba menanjak menuju badan bukit, tapak kaki ini agak sulit berkompromi dengan kata hatiku. Maunya tetap saja menapak di lereng. Apa karena alas kakiku yang hanya sebatas sendal jepit ini yang merasa tidak mampu menapak di jalan yang mulai terjal dan landai. Namun ketika sendal jepitku ini berjalan di lereng, aku bisa merasakan nyamannya. Beda ketika aku mencoba mengajak masuk dan mulai menapak badan bukit, jeritan kesakitannya sanggup menusuk telapak kakiku. Akhirnya aku urungkan niatku untuk melanjutkan perjalananku. Walau sebenarnya aku tahu, kau telah cemas menungguku di puncak bukit.

PEMAIN FREEZE - LAMPU BERUBAH, DIIRINGI PROPERTY MAN BERGULINGAN BERUBAH POSISI MENJADI SOSOK-SOSOK DENGAN KOMPOSISI ABSTRAK SIMBOL BUKIT; TELENTANG, TELUNGKUP, MERUNDUK DAN MENGGAPAI – LAMPU BERUBAH

PEGGY (Menangis)
Jadi, selama ini .... prasangka yang coba aku pendam bahkan aku tepis ternyata benar adanya.  Cintamu pada sendal jepitmu ternyata lebih mendalam ketimbang padaku. Lantas kedok perasaan apa yang selama ini kau pakai sebagai topeng? Abdi sejati? Hanya itu? Dasar pengecut! Ternyata hatiku selama ini  telah terbuai oleh bualan picisan seorang pecundang sejati. Salut, salut. Aktingmu melebihi kehebatan para aktor broadway. Aku seorang tolol yang buta sekaligus kehilangan tongkat. Dan kau telah berhasil menyimpang-siurkan arah mata anginku. Sakit, sakit. Nafasku kini kian sesak. Sebaiknya kau segera lenyap dari pandangku. Aku tak sanggup menahan muntah jika kemunafikanmu masih menghadang nafasku.

JOKO
Sayang.... (Semua Pemain Freeze)

’MASKOT’   
Wah, wah. Racunnya sudah mulai menampakkan diri nih. Bakalan seru. Gejolak tahap berikutnya dimulai.

PEGGY        
Cukup! Jangan lagi kau mempertebal susunan topengmu dengan sebutan munafik itu. Maaf, aku tidak ingin egois. Harus ada yang mengalah di antara kita.  Selamat tinggal. (Pergi)

JOKO (Teriak)
Peggy .... Peggy.... dengar dulu penjelasanku. Jangan kau salah tafsir. Aku menyesal ternyata kecerdasanmu kalah oleh emosional sesaat.

PEGGY (Balik Lagi)
Apa kamu bilang? Licik sekali kamu memvonis aku? Apa selama ini kau telah cukup mengenal diriku secara mendalam? Puas kamu! (Melotot Sambil Menahan Tangis)

JOKO
Janganlah kau semakin barakan api yang telah menyala. Kalau memang susah mencari air, keruklah tanah di sekitarmu, itu masih lebih ksatria. Jangan kau salah menilaiku. Masa setiap saat aku harus memberi laporan padamu sejauh mana aku mempelajari dirimu selama ini. Proses. Itulah yang saat ini yang sedang kita jalani. Dan akan terus kita lakukan tanpa henti. Sampai nafas kita berhentipun, proses itu akan terus bergulir. Tak baik memandang persoalan hanya pada satu sisi. Semua butuh kematangan. Aku sadar, diriku masih jauh dari itu. Tapi aku berusaha menelusurinya walau dengan tertatih. Jujur, hatiku tak berubah. Kau tetap mengisi ruangku saat ini. Tak pernah sedikitpun terbesit dalam pikirku untuk mengabaikanmu. Dan bahkan laknat bagiku kalau sampai aku menduakanmu. Masalah telpon tadi pagi, aku mohon maaf. Aku tidak punya pulsa untuk membalas. Tentu kau sudah paham hal itu.

PEGGY        
Klasik! Itulah senjatamu agar tetap bisa berada pada posisi permakluman. Kau pikir aku bodoh, begitu saja percaya dengan alasanmu itu! Aku tahu, kau pasti menganggapku terlalu posesif terhadapmu. Tapi kau tak pernah punya keberanian untuk jujur. Kau takut aku tersinggung jika kau ungkap keluhanmu itu? Iya kan?! Dan kini kau pasti terkejut karena aku telah terbangun dari buaian mimpi burukku selama ini. Maaf, kali ini mata hatiku tlah benar-benar terbelalak lebar. Pantang bagiku mengulang kebodohan. Anggap saja aku memang tolol. Tapi orang idiotpun tetap punya harga diri. Selamat tinggal kenangan. Terima kasih atas ‘pengorbanan’mu selama ini. Maaf, saat ini aku belum dapat membalasnya. Ups, tapi rasanya tak perlu. Karena cinta sejati tak pernah berharap apapun. Sakit hatiku ini anggap saja impas sebagai balasan dari pengorbananmu tempo lalu. Beres kan? (Menghela Nafas Panjang Kemudian Bergegas Pergi Meninggalkan Joko) – Freeze

’MASKOT’   
Yach, mengapa jadi sad ending begini? Nah, nah, lho, air mataku jadi bergulir membasahi pipiku deh. Ugh, ini tidak adil. Tuhan hadirkan cinta bukan untuk dikhianati. Cinta terlalu suci untuk dinodai. Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Strategi baru akan tiba.

LAMPU BERUBAH, DIIRINGI PROPERTY MAN YANG BERGULINGAN BERUBAH MENJADI TANAMAN-TANAMAN LAYU-LAMPU BERUBAH

JOKO
Puzzle yang telah kususun dengan penuh sabar dan hampir jadi, telah terkoyak hanya dengan sentilan jari kelingking. Mengapa salah paham ini harus terjadi pada saat yang tidak tepat? (Memandang Sendal Jepitnya Dan Memungutnya Dari Telapak Kakinya) Mengapa harus kau yang ....? Tak layak kau jadi kambing hitam. Kau telah menempatkan dirimu pada posisi yang selayaknya.
(Lala Muncul)

LALA
Mengapa kau setega itu sobat? Aku berusaha menutupi tabirmu yang sesungguhnya, karena aku sayang pada kalian berdua. Walau sesungguhnya itu berarti aku telah menjadi seorang pecundang dalam perjalanan cinta kalian. Aku ternyata bukan sobat yang baik. (Memungut Sendal Jepit Dari Tangan Joko) Dia hanyalah saksi bisu. Namun lewat ke-elastisannya, dia mencoba tuk bicara. Masih ada waktu untuk sebuah ketulusan. Aku yakin, Peggy tak sepicik itu menilaimu mentah-mentah. Andai kau lihat sorot matanya tadi, tersirat kepedihan yang cukup dalam. Namun dia berusaha tersenyum. Kebebasan yang dia impikan selama ini telah ia temukan dari dirimu. Tidakkah kau sadar akan hal itu?

JOKO
Oh, shit! Ternyata selama ini, aku dan dia telah selisih jalan. Aku berusaha perlahan masuk dalam gaya hidupnya, ternyata diapun melakukan hal yang sama? Begitu bodohnya aku. Terima kasih sendal, kau tidak hanya saksi bisu. Kau telah jadi penyelamat. Tidak ada kata terlambat dalam kamusku. Dimana Peggy sekarang?

PEGGY        
Tuh.

LAMPU BERUBAH FOKUS KE SILUET. TAMPAK PEGGY SEDANG MENARI DENGAN HAND PROP SENDAL JEPIT DI TANGAN DAN KAKINYA. JOKO MENYUSUL DAN AKHIRNYA MENARI BERDUA BERSAMA PEGGY DI BALIK SILUET. LALA PERGI MENINGGALKAN PANGGUNG

’MASKOT’   
Mmh, ckk, ckk, ckk. Cinta...cinta.... terkadang kamu bikin gemes. Terkadang pula kamu menjengkelkan. Dasar badung kamu, Cinta. (Tertawa Geli Seperti Digelitik) Ih, ah, aduh jangan, aku tidak tahan geli nih. Kamu genit. Sudah-sudah, aku kapok. Sudah ah, capek. Muuaaccchhh...... Cinta ibarat perang, butuh strategi yang matang. Jika hendak menyerang, jangan ambil posisi di tempat terang. He..he.. memangnya mau bunuh diri?

(SILUET FADE OUT-LAMPU BERUBAH FADE INI KE PANGGUNG. SAYUP-SAYUP TERDENGAR SENANDUNG JOKO DAN PEGGY. PARA PROPERTY MAN TELAH BERUBAH MENJADI PENARI, KEMUDIAN MENARI MENGIKUTI IRAMA)   

SYAIR LAGU JOKO DAN PEGGY
Cinta ibarat perang
Butuh strategi yang matang
Jika posisi telah siap menyerang
Mengendap-endaplah di remang-remang

Liku laku perjalanan cinta
Tak kan lepas dari sorot mata
Entah mata hati, entah mata-mata
Namun jika cinta telah merasuk
Wirid asmara kan terus terngiang khusyuk

(SILUET BLACK IN, TIBA-TIBA PEGGY KELUAR MENYIBAK KAIN BELAHAN TENGAH SILUET DAN MASUK KE PANGGUNG DENGAN MARAH DIIKUTI JOKO DARI BELAKANG, PARA PENARI TERKEJUT LALU FREEZE)

PEGGY        
Bajingan! Siapa bilang aku luluh hanya karena sendal jepit? Semana-mena saja hargaku disamakan dengan sendal jepit. Cuih! Memandang dirimu saja aku ogah, apalagi sendal jepit bututmu itu!

JOKO
Lho...lho.... ini koq jadi tidak karuan? Eh, Mbakyu cinta ya cinta. Tidak perlu bawa-bawa sendal jepit donk. Apa salah dia?

PEGGY        
Apa? Cinta? Siapa yang bilang aku masih memendam cinta padamu? Cuih! Pantang bagi Peggy tuk berlutut pada sendal jepit butut lagi kotor. Jangan kau berlindung di balik kepolosan sendal jepitmu itu ya. Dia tak kan mampu berbuat apa-apa. Bahkan untuk hubungan kita sekalipun. Biar impas, sekarang aku yang mengusirmu dari hadapku. Silahkan Tuan Joko segera angkat kaki. Banyak pintu yang bisa kau lalui untuk segera lenyap dari pandangku. Sekarang juga! Atau kalau tidak, hak sepatuku yang lumayan kokoh ini, akan melayang membabibuta pada tubuhmu. Silahkan! Satu.... dua.... dua seperempat....

(Joko Salah Tingkah Tak Berdaya, Lantas Pergi Tanpa Pamit)

PEGGY (Ketawa)
Ternyata sendal jepit takut juga sama sepatu hak. Apalagi sama sepatu boots, bisa-bisa habis nafas digencet dan diinjak-injak. (Menangis) Ugh, kenapa kamu pergi begitu saja, Cinta? Aku tadi kan Cuma menggertakmu saja. Tapi mengapa kamu jadi takut beneran? Aku jadi menyesal. Padahal sebenarnya aku kan masih cinta sama kamu.  Joky-ku sayang, honey, cintaku, negeriku, tumpah darahku.....

’MASKOT’   
Makanya tidak usah sok jaim. Orang lagi sensitif dikerjain.

(PARA PENARI YANG FREEZE BERUBAH MENJADI AKTOR)

PENARI 1    
Mbak, mbak, sudah malam.. kita juga sudah capek dari tadi menemani mbak. Kita juga butuh istirahat. Besok dilanjut lagi ya?

PEGGY (Berhenti Menangis)
Oh, eh, iya iya. Yuk kita pulang.

(PEGGY DAN PARA PENARI BERJALAN MELINGKARI PANGGUNG, SIMBOL PERJALANAN PERGANTIAN WAKTU. PEGGY MENINGGALKAN PANGGUNG, PARA PENARI ON STAGE DIIRINGI PERLAHAN LAMPU FADE OUT)
(LAMPU BLACK IN DENGAN SETTING HALAMAN BELAKANG RUMAH JOKO, PARA PENARI BERUBAH MENJADI HEWAN-HEWAN PELIHARAAN. ADA YANG JADI MONYET, KUCING, ANJING DAN BURUNG KAKAK TUA, SEBAGIAN MENJADI PEPOHONAN KECIL DAN BANGKU TAMAN)

ADEGAN 3

(SIANG, TAMAN BELAKANG RUMAH JOKO)

JOKO (Berdialog Dengan Monyet)
Mony, hayo makan! Ini pisang bukan buat dipelototi saja. Dari pagi kamu belum makan. Nanti kalau kamu sakit, aku yang repot. Jadi harus merawat kamu, akibatnya aku jadi bolos ke kampus. Jangan manja begitu donk.

(Si monyet mony diam saja. Matanya tertuju pada sandal jepit yang dipakai joko. Lalu monyet itu menarik-narik sandal berusaha melepas dari kaki joko)

JOKO
Mony, kamu apa-apaan sih? Ini bukan makanan. Ini racun. Aduh, Mony sudah ah. Kamu jangan mengajak bercanda donk. Aku kan tidak hanya merawat dirimu. Tuh, teman-temanmu yang lain masih menunggu giliran buat disuapin.

(Monyet tidak mau tahu. Dia tetap menarik-narik sandal joko. Sampai akhirnya karena kasihan joko melepas sandal jepitnya. Monyet melompat-lompat tertawa kegirangan. Si monyet mencoba memakai sandal jepit pada kakinya).

JOKO (Tertawa Geli)
Astaga Mony, kamu layak jadi anggota sirkus deh. Ada-ada saja kamu. Nanti aku belikan yang ukuran kecil. Biar kamu tidak merebut sandalku lagi. Ayo sambil dimakan ini pisangnya, sayang.

(Mony menyahut pisang dari telapak tangan joko dan mengupas lantas melahapnya. Si marco, kucing kesayangan joko mendekat dan mengelus-elus kaki joko, opet; burung kakak tua joko berkicau dan anjingnya si doggy menggonggong tanda iri dan berusaha mencari perhatian joko)

JOKO
Ssstt, diam! Tumben sih kalian ini koq jadi pada ramai begini? Iya, iya, nanti semua pasti dapat giliran. Antri ya! Tenang!

EMAK          
Jok, ini ada bingkisan buatmu. Emak temukan di depan pintu barusan. Emak tidak berani membukanya.  Hati-hati! Jangan-jangan jebakan.

JOKO
Ah, emak ada-ada saja. Perasaan Joko tak pernah berbuat jahat pada siapapun. Masa ada yang tega mau mencelakakan Joko.

(Joko membuka kotak bingkisan yang dibungkus rapi itu pelan-pelan. Ternyata bungkusan itu berlapis-lapis sampai joko capek membukanya)

JOKO
Siapa yang iseng ngerjain aku sih? Dasar kurang kerjaan!

(Sampai pada lapisan bungkusan terakhir ternyata isinya 1 buah sandal jepit dan 1 buah sepatu cewek, tak ada sepucuk suratpun di dalamnya)

JOKO
Peggy? Ini pasti Peggy. Apa maksudnya mengirimkan ini padaku?

(Joko berpikir keras berusaha menafsir maksud dari kiriman misterius itu. Peggy muncul tiba-tiba sambil bersenandung, semua penari yang menjadi hewan peliharaan ikut menari dengan gerakannya masing-masing)

PEGGY        
Romantisme sandal jepit dan sepatu hak tinggi
Menjadi kisah unik yang membuat geli
Bekas tapak sandal jepit akan selalu bergaris
Bekas tapak sepatu berhak belum tentu bergaris
Perbedaan adalah pelangi hidup yang harmoni
Kadang riuh, kadang pula sunyi
Andai salah satu jadi batu karang
Yang lain tentu bijak menjadi air yang terus menyerang
Namun dengan kelembutan
Dan ketelatenan

JOKO
Di sudut hatiku kau berpijak
Entah alas apapun kau buat pijak
Jejakmu kan selalu membekas
Kan kugenggam jangan sampai lepas

PEGGY        
Sengaja kukirim sebelah-sebelah
Ku tak ingin kau terbelah-belah
Karena aku bakal meledak-ledak
Sampai dirimu terkapar membelalak

JOKO
Adindaku, oh sayangku
Prasangka buruk tak semestinya membuatmu bisu
Ku tersiksa walau hanya menunggu
Dalam terpaku aku ragu

PEGGY        
Kakandaku, oh sayangku
Asmara itu lagu lucu
Jika engkau merasa ragu
Namun waktu terus memburu

JOKO
Sekarang aku siap atas segala titahmu
Kan kuselipkan setiap waktuku
Tuk bercanda di sampingmu
Dan kan terus merayu manjamu

PEGGY        
Maafku yang tak terputus, ku tak ingin kau meragu lagi. Naif dan bodoh jika aku cemburu pada sandal jepitmu. Padahal, sandal jepitmulah yang telah membantuku keluar dari penjaraku selama ini. Aku patut berterima kasih padanya. Aku lelah dengan sepatu hakku. Aku merasa terkekang olehnya. Ruang gerakku sungguh sempit. Aku iri padamu.

JOKO
Sudahlah sayang. Sandal jepit tak selamanya bisa bebas kemana saja. Ruang geraknya sesungguhnya lebih sempit dan hanya di lorong bawah tanah. Kenyamanan kakimupun belum tentu terjamin hanya dengan sandal jepit. Kita diciptakan memang tidak selalu sempurna seluruhnya. Pasti ada pincang. Maka itu diciptakan keseimbangan yang bisa saling melengkapi. Selama ini aku terlalu egois. Terlalu idealis. Padahal aku sendiri merasa tersiksa dengan itu semua. Namun aku berusaha masa bodoh. Padahal itupun tak seharusnya kulakukan. Sudah saatnya aku juga butuh keseimbangan. Maka itu diciptakan sepatu sandal. Biar lebih fleksibel. Aku terharu niatan tulusmu. Maafkan kalau sebelumnya aku berprasangka melenceng. – FREEZE

’MASKOT’   
Hey begundal, pintar sekali memutar persoalan. Dasar kadal daratan. Mengapa kau tidak mau berterus terang masalah hp tempo hari?

PEGGY        
Usahlah kau merasa bersalah. Akulah yang selama ini telah egois padamu. Tak selayaknya aku meragukan ketulusanmu. Biarlah kesalahpahaman ini hanya sebatas kerikil.

JOKO
Tapi Peggy...? Sebenarnya aku telah berbohong padamu tentang hal lain. Tapi sama sekali aku tak punya niatan lain akal hal itu. Aku hanya tidak begitu nyaman.

PEGGY        
Aku tahu maksudmu. Itu juga aku yang salah. Aku terlalu memposisikan diriku layaknya intel. Aku terlalu mencurigaimu. Aku ternyata belum terlalu dalam mengenalmu. Kau harus berterima kasih pada Lala. Dialah yang selama ini setia menjaga agar kita tak terjebak dalam api. 

JOKO
Lala? Ternyata dari dulu dia tak berubah. Ehm, sayang...... aku ..... aku.....

(LAMPU BERUBAH, PARA PENARI YANG TADINYA MENJADI HEWAN PELIHARAAN BERUBAH MENJADI PENARI MENGELILINGI JOKO DAN PEGGY. MEREKA MENARI DENGAN MENGGUNAKAN HAND PROPS SANDAL JEPIT. TARIAN YANG DIMAINKAN ADALAH TARIAN GLIPANG / KUDA LUMPING / TARI COKEK / TARIAN TRADISIONAL LAIN;MENYESUAIKAN DAERAH TEMPAT PERTUNJUKAN INI DILAKUKAN. JOKO DAN PEGGY JUGA BERGERAK BERIRAMA LAYAKNYA SEPASANG KEKASIH YANG SEDANG KASMARAN. TARIAN ITU DIIRINGI ALUNAN SYAIR BERIRAMA RANCAK)

SYAIR SANDAL JEPIT
Sandal jepit, sandal jepit, sandal jepit
Tampangnya polos, tak bermotif
Bahannya lentur tak bertulang
Tapi lumayan sakit kalau kena tabokannya
Asmara sandal jepit
Kisah unik yang berhimpit-himpit
Kalau rasa sudah terjepit
Apa daya otak pula menyipit

- T A M A T -

Template by : kendhin x-template.blogspot.com